Nama
Colli Puji ẻ bagi sebagian anak bangsa di kabupaten Barru mungkin sudah pernah
dengar tetapi belum akrab apalagi mengenal lebih jauh siapa gerangan Colli Puji ẻ....atau
mungkin sebagian penghuni istana pemerintahan di kabupaten Barru belum
mengenalnya....warga dan anak-anaku sebagai kader dan penerus warga kabupaten
Barru sangat layak untuk mengenal dan setidaknya tidak asing jika membicarakan
tentang ‘orang besar’ kabupaten Barru ini. Berikut secuil tentang:
Colliq Puji ẻ
Retna Kencana Colli Puji ẻ Arung
Pancana Toa Matinroẻ ri Tucaẻ. Bila diurai satu-satu arti nama ini, maka “Retna
Kencana” merupakan nama Melayu yang diberikan orang tuanya sejak kecil. “Colli
Pujiẻ berarti pucuk daun yang terpuji
sedangkan “Arung Pancana Toa” adalah gelar jabatannya sebagai Raja Tua di
Pancana. Setelah meninggal dunia ia diberi gelar anumerta “Matinro ri Tucaẻ.
“Tucaẻ” adalah nama salah satu tempat di Lamuru, tempat Colli Pujiẻ meninggal.
Tidak diketahui dengan pasti
kapan tepatnya “Colli Pujiẻ” lahir. Hanya menurut perkiraan Mathes ia
diperkirakan lahir sekitar tahun 1812-an. Ia kemudia menikah dengan La
Tadampareq To Apatorang, raja Ujung. Dari perkawinannya ini, ia dikaruniai tiga
orang anak, dua diantarax adalah perempuan yaitu Wẻ Tenriollẻ Sitti Aisyah,
yang kedua I Gading, dan yang laki-laki bernama La Makkawaru.
Bila ditelusuri lebih jauh latar
belakang keluarga Colli Pujiẻ sangatlah erat hubungannya dengan raja-raja Bugis
terutama Barru (Tanete), Bone, Soppeng, dan Rappang. Dalam lontaraq disebutkan
silsilahnya bahwa La Mauraga Datu Mario Ri Wawo memperistrikan Indra Johar
Manikam Puteri Daha anak Ali Abdullah bergelar Datu Pabean dan melahirkan
Mangari Sodda Colli Pakuẻ. Colli Pakuẻ kemudian menikah sepupu satu kalinya La
Rumpang Mega, putera pasangan La Mappaware Datu Lamuru dengan Asia Datu
Lampulle yang juga merupakan Arung Rappang. Dari perkawinan antara Colli Pakuẻ
dengan La Rumpang lahirlah Colliq Pujiẻ. Colliq Pujiẻ kemudian dinikahkan
dengan To Appo La Tenreng Arung Ujung atau yang biasa juga disebut La
Tandampareq. Dari perkawinan ini Colliq Pujiẻ dikaruniai tiga orang anak,
masing-masing bernama Wẻ Tenriollẻ (Datu
Tanete), Tenripassalipe I Gading (Arung Atakka), dan La Makkarumpa atau biasa
juga disebut La Makkawaru (Arung Ujung).
Retna Kencana Colli Puji ẻ Arung
Pancana Toa Matinroẻ ri Tucaẻ merupakan sosok yang multidemensial. Dalam perjalanan
hidupnya Colli Puji ẻ dikenal sebagai ilmuwan, sejarahwan, dan pejuang
kemanusiaan, sertaseorang bangsawan yang pernah menduduki tahta sebagai Datu
(Raja) Lamuru IX. Colli Puji meninggalkan banyak karya yang mampu terus “menghidupkan”
dirinya hingga kini. Salah satu karya yang tak bisa dilupakan oleh bangsa
Indonesia dan dunia adalah karya Sastra La Galigo yang merupakan salinan
tangannya yang terkumpulkan dari berbagai naskah lontaraq yang tersebar hingga berjumlah
sekitar 300.000 bait syair. Karya ini banyak dipelajari dan menjadi sumber
referensi utama bagi banyak ilmuwan yang ingin mengkaji, khususnya tentang Sulawesi
Selatan. Salinan tangan sebanyak 12 jilid ini kini tersimpan di Perpustakaan
Universitas Leiden, Netherlands. Karya sastra La Galigo merupakan karya sastra
klasik terbesar di dunia yang masih ada hingga kini. Bahkan menurut R.A. Kern;
Sureq Galigo merupakan karya sastra terpanjang dan terbesar di dunia setara
dengan Kitab Mahabarata dan Ramayana dari India, serta sajak-sajak Homeru dari
Yunani.
Sumber: Aggurung Bahasa Ugi Kls IX SMP
Oleh; Tim Pengelola Pengembangan Bahasa Bugis dan Kebudayaan
Oleh; Tim Pengelola Pengembangan Bahasa Bugis dan Kebudayaan
Daerah Kabupaten Barru 2009
No comments :
Post a Comment
Tabe' dibutuhkan Komentar yang konstruktif ......;;...