Tuesday, June 1, 2010

Planning dalam Kegiatan Lesson Study-2

Pada tulisan yang lalu, sebagian telah diungkap tentang planning dalam kegiatan Lesson Study, berikut adalah sambungan dari tulisan tersebut....Learning to do...

Konsep tentang apa itu bunyi sudah dibahas pada pertemuan ke-5 dan sudah disinggung juga pada pertemuan-pertemuan pada KD 6.1. demikian pula dengan jenis gelombang bunyi, sifat-sifat bunyi yang dapat dipantulkan, dapat merambat melalui suatu medium. Pada pertemuan ke-6 ini, siswa diarahkan untuk membangun kembali pengetahuan dan pengalaman dasar mereka mengenai apa yang sering dijumpai dalam kesehariannya.

1) Mengapa rumah di pinggir jalan bergetar jika ada mobil truk melaju kencang…

2) Vas bunga terjatuh dari loudspeaker yang aktif,

3) Bunyi gitar dengan kecapi berbeda kekuatan suaranya,

4) Banyak kaca gedung yang pecah di sekitar jika terjadi getaran hebat,

5) Tali ayunan agar dapat berfungsi baik talinya harus sama panjang, dan lain sebagainya.

Pengalaman ini sudah diketahui siswa, guru selanjutnya memfasilitasi agar terarah kea rah konsep bahwa semua itu terjadi karena resonansi…. Pertanyaan selanjutnya bagaimana usaha guru agar siswa mengetahui konsep resonansi? Dan apa hubungan antara resonansi dengan konsep utama kita yaitu bunyi sebagai gelombang?

Sekarang mari kita lakukan langkah-langkah berikut dengan memperhatikan bahwa siswa;

1) Sudah memahami tentang gelombang, getaran, frequensi

2) Sudah mengalami/menyaksikan tentang fenomena disekitar tentang pecahnya kaca gedung, bunyi yang kuat pada gitar, jatuhnya vas bunga. Tali ayunan yang harus sama panjang, dan rumah yang bergetar dipinggir jalan.





Artinya,

1) bunyi merupakan suatu gelombang,

2) dan bunyi dapat beresonansi

Naaah… sekarang semakin terarah, bahwa siswa diarahkan untuk mengetahui tentang resonansi dengan menitik beratkan pada syarat terjadinya resonansi yaitu frekuensi. Frekuensi adalah banyaknya getaran/sekon. Apa manfaatnya bagi siswa untuk mengetahui resonansi?..yaah untuk menjawab segala fenomena yang dialami siswa, untuk mendapatkan informasi tentang sifat-sifat bunyi. Sebenarnya sebagian KD sudah tercapai yaitu konsep tentang bunyi, hubungan antara bunyi dengan gelombang, hubungan bunyi dengan frekuensi. Tetapi SK 6. mengarahkan bahwa Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan produk teknologi sehari-hari. Dan KD. 6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari. Produk tekhnologi dalam kehidupan sehari-hari inilah yang akan dibelajarkan pada siswa.

Rekan calon guru model rupanya butuh kolaborasi untuk membelajarkan siswa dengan pengamatan pada bandul.

Tujuan

Mengamati resonansi pada bandul

Alat dan bahan

Benang, lima buah bandul yang massanya sama, dan dua buah tiang yang sejajar

Cara kerja

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Hubungkan kedua tiang dengan benang.

3) Gantungkan bandul-badul tersebut pada benang tadi. Panjang tali tiap bandul dibuat berbeda seperti pada Gambar di bawah ini



4) Ayunkan bandul A, lalu amati bandul-bandul yang lain. Bandul manakah yang mengikuti gerakan bandul A?

5) Ulangi langkah 4 dengan mengayunkan bandul B, C, D, dan D.

6) Catat hasil pengamatanmu!

Pertanyaan

1) Pada saat bandul A kamu ayunkan, bandul manakah yang ikut bergetar bersama-sama bandul A?

2) Pada saat bandul B kamu ayunkan, bandul manakah yang ikut bergetar bersama-sama bandul B?

3) Pada saat bandul C kamu ayunkan, bandul manakah yang ikut bergetar bersama-sama bandul C?

4) Pada saat bandul D kamu ayunkan, bandul manakah yang ikut bergetar bersama-sama bandul D?

5) Pada saat bandul E kamu ayunkan, bandul manakah yang ikut bergetar bersama-sama bandul E?

6) Mengapa demikian?

Apa yang perlu didiskusikan dari LKS di atas?..ya tampak sederhana bagi guru, tapi kita perlu ingat bahwa sekarang ini pembelajaran berpusat pada siswa (learn of student center). Artinya dengan mempersiapkan alat/bahan untuk dirakit oleh siswa, maka pembelajaran 2 X 40’ nantinya hanya akan mendapatkan data bahwa bandul A bergetar = bandul …, bandul B bergetar = bandul …., bandul C bergetar = bandul …. dan seterusnya habis waktu. Esensi tujuan pembelajaran yang akan mengkoneksikan kebermaknaan menjadi bias, mungkin siswa tidak mendapatkan 1) konsep resonansi yang cukup, 2) bagaimana hubungan antara resonansi dengan frekuensi. Siswa akan terkuras waktunya untuk menyusun bandul-bandul, sehingga mungkin saja terbentu mindset pada siswa kita bahwa resonansi adalah bandul yang diayunkan. Kondisi ini harus dihindari, sehingga perlu dipertimbangkan:

a. 1) susunan pengamatan di atas hanya sebagai pengantar untuk mendapatkan hubungan bahwa resonansi terjadi jika frekuensi sumber dan yang dipengaruhi sama, 2) frekuensi dipengaruhi oleh panjang benang. Pertanyaan yang dapat diangkat untuk kegiatan di atas yaitu; untuk apa berat bandul disamakan?, mengapa penghubung kedua tiang berupa benang atau kawat, bukan besi?, mengapa bandul A frekuensinya samadengan bandul C (misalnya) sehingga menyebabkan bandul ikut bergerak?, mengapa panjang benang yang sama diletakkan selang-seling?, apa hubungan panjang benang yang sama dengan frekuensi?, jika dua bandul dengan panjang benang yang sama tetapi pada statif yang berbeda (masing-masing berdiri sendiri kedua tiang tidak terhubung)apakah terjadi fenomena yang sama?...dan banyak lagi pertanyaan lainnya (pokoknya asyik deh, 6 X 40’ ber'planning' seru....!! masih belum cukup).

b. Jika pengamatan di atas sebagai pengantar untuk mendapatkan konsep resonansi artinya rangkaian pengamatan sudah tersedia sebelum siswa masuk ruangan, karena rangkaian tersebut sebagai alat untuk demonstrasi guru (makanya prapraktek perlu diperhitungkan dalam ekuivalensi jam tatap muka).

c. Jika memperhatikan tujuan pembelajaran kita yang ke-4, dapat memunculkan kekhawatiran bahwa resonansi adalah sesuatu yang negatif. Untuk itu kegiatan utama kita adalah bagaimana memanfaatkan garpu tala baik berkotak maupun yang tidak berkotak. Kegiatan ini akan mengantar pada siswa kita mengapa gitar suaranya lebih besar daripada kecapi. Mengapa laudspeaker dapat menggetarkan dinding seng, dapat mengetarkan vas bunga dan lain sebagainya. Garpu tala? Apa yang dapat menghubungkannya dengan resonansi?..

d. Untuk itu skenarionya adalah, 1) setelah siswa mendapatkan penjelasan tentang hubungan resonansi dengan frekuensi dari kegiatan bandul, 2) bunyi merambat dengan medium udara (gas), benda padat, dan benda cair, 3) ditanamkan konsep bahwa sumber bunyi akan menggetarkan udara disekitanya, 4) benda yang berada pada medan getar akan ikut bergetar jika mempunyai rentang frekuensi yang sama dengan sumber bunyi (garpu tala). Siswa disuguhkan aktraksi atau mereka yang beraktraksi jika alat cukup dengan garpu tala yang berfrekuensi sama untuk mendapatkan konsep resonansi. Ditambahkan lagi jika tersedia 5) letakkan 2 buah gitar yang sudah distel standar di meja secara terpisah, petik tali ke-3 pada salah satunya dan amati tali ke-3 pada gitar yang lainnya..mmmhh asyik khan?.

e. Jika scenario ini yang kita pilih maka mari kita diskusikan Indikator dan tujuan pembelajaran kita.

Indikator:

  • Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menunjukkan hubungan resonansi dengan frekuensi (tambahan;hasil planning)
  • Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.


Tujuan Pembelajaran:

1) Menjelaskan pengertian resonansi,

2) Mengamati terjadinya resonansi pada bandul sederhana, (diubah;hasil planning --> menjelaskan hubungan antara resonansi dengan frekuensi suatu benda),

3) Menjelaskan syarat terjadinya resonansi pada garpu tala (tambahan;hasil planning),

4) Menjelaskan aplikasi konsep resonansi pada alat music, (diubah;hasil planning --> menuliskan beberapa dampak terjadinya resonansi),

5) Menjelaskan masalah yang ditimbulkan resonansi (dihapus;hasil planning).

f. Setelah memilih metode pembelajaran yang dikuasai oleh guru dan mempertimbangkan daya dukung sekolah, kita susun kegiatan Pendahuluan pembelajaran sebagai berikut:

….*) sebagai appersepsi

…..**), dijadikan dalam bentuk pertanyaan sebagai motivasi

….***), dan ..****) sasaran yang kita inginkan siswa kuasai.

g. Kegiatan Inti pembelajaran sebagai berikut:

· Setelah terbentuk 6 kelompok, guru menjelaskan tentang frekuensi,

· Guru mendemonstrasikan perangkat pengamatan bandul dan siswa mencatat datanya,

· Siswa menyimpulkan dan guru meluruskan tentang pengertian dan syarat terjadinya resonansi,

· Siswa menyiapkan alat pengamatan secara berkelompok,

· Siswa mengerjakan kegiatan sesuai LKS dan mencatat hasil pengamatan,

· Siswa mempresentasekan hasil pengamatannya,

· Guru memberi penjelasan tentang dampak resonansi dalam kehidupan sehari-hari,

· Siswa dan guru membangun kesimpulan pembelajaran.

h. Kegiatan Penutup pembelajaran sebagai berikut:

· Guru memberi kesempatan 2-3 orang merefleksi pembelajaran "kita".

· Penilaian berupa Quiz,

· Guru memberi reward pada kelompok terbaik

· Guru member PR tentang dampak resonansi dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu lampiran RPP berupa LKS sebagai berikut:

Tujuan

Mengamati resonansi pada gelombang bunyi

Alat dan bahan

Sebuah garputala tanpa kotak dan dua buah garputala yang frekuensinya sama lengkap bersama kotaknya

Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Catat frekuensi garpu tala, getarkan salah satunya dan amati garpu tala yang lain.

3. Pukul garputala tanpa kotak dengan tidak menyentuhkannya pada meja. Amati bunyinya

4. Pukul kembali garputala tersebut. Setelah berbunyi, tekankan garputala tadi pada kotaknya. Bandingkan bunyi yang terjadi

5. Simpanlah kedua garputala yang dilengkapi kotak secara berhadapan. Pukullah salah satu garputala tadi sehingga terdengar suara nyaring. Peganglah garputala yang tadi kamu pukul. Apa yang terjadi?

Pertanyaan

1. Apa yang terjadi jika salah satu garpu tala yang berfrekuensi sama salah satunya digetarkan?

2. Lebih nyaring manakah antara bunyi garputala tanpa kotak dan bunyi garputala dengan kotak? Mengapa demikian?

3. Ketika garputala yang dilengkapi kotak kamu pukul dan setelah berbunyi kamu pegang, apakah masih terdengar bunyi nyaringnya?

4. Apakah yang dapat kamu simpulkan?

1. Mempelajari dan atau merevisi lembar observasi, sesuai focus karaktristik yang ingin diamati.

2. Walau sifatnya sepele karena sudah rutin dilampirkan, tetap diingatkan tentang tata tertib Lesson Study yang berisi tata tertib saat berperan sebagai: modertator, observer dan saat refleksi.


C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Planning membutuhkan sikap dewasa dan saling menghargai dalam suasana kolegis, akrab dan santai tapi terarah dan berfokus pada rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dari pengalaman ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Rencana Pembelajaran yang didiskusikan harus memperhatikan komponen 1) SK, 2) KD, 3) Indikator, dan 4) tujuan pembelajaran, 5) daya dukung sekolah, 6) kompleksitas materi, dan 7) karakteristik siswa,

2) Komponen 1-4 di tulis pada papan tulis/white board untuk dipetakan agar forum pada terfokus pada kompetensi yang ingin dicapai,

3) Forum harus menganalisi materi dan langkah-langkah pembelajaran materi tersebut,

4) Forum harus selalu bertanya apa yang harus siswa ketahui…bagaimana agar siswa itu dapat mengetahuinya?

5) mempelajari dan atau merevisi lembar observasi.

6) Walau sifatnya sepele karena sudah rutin dilampirkan, tetap diingatkan tentang tata tertib Lesson Study yang berisi tata tertib saat berperan sebagai: modertator, observer dan saat refleksi.

2. Saran-saran

Pembelajaran dengan satu kali pertemuan dalam Lesson Study membutuhkan diskusi sedemikian seru, yaaa..kalau mengajar tidak sampai demikian tapi perlu diingat bahwa kita akan membelajarkan siswa dengan warga belajar kita adalah subyek pembelajaran. Dengan pertimbangan ini, maka diutarakan saran-saran sebagai berikut:

1) Pengalaman dalam Open Lesson rekan-rekan sangat penting untuk dijadikan rujukan,

2) Sepakatilah satu hari kerja dalam satu minggu sebagai hari satudinya (misalnya Sains/IPA day’s adalah tiap hari kamis),

3) Kolegalitas dalam berkolaborasi harus dijunjung, tidak menggurui dan tidak membawa status/pangkat/jabatan di dalam forum ini.

4) Kalau Lesson Study berbasis MGMP rangkullah rekan guru yang mempunyai rasa minder tancapkan slogan “anda tidak sendiri, kita adalah kami semua”,

5) Untuk penentu kebijakan, perlu pertimbangan inservice training tidak akan efektif jika pendampingan tidak lebih seru dibanding inservice traningnya, karena Lele bulu’ ta lele abiasan, lele mua abiasan abiasan topa palelei artinya Gunung dapat berubah tetapi kebiasaan/karakter tetapi tidak berubah, kebiasaan/karakter dapat berubah hanya jika kebiasaan pula yang mengubahnya.

6) Ekuivalensi jam tatap muka untuk kegiatan Planning (6 jam tatap muka), Open class (2 jam tatap muka), dan Refleksi (4 Jam tatap muka) sangat mendukung keterlaksanaan implementasi Lesson Study. Disepakati bahwa kuantitas jam pembelajaran akan menurunkan kualitas pembelajaran itu sendiri.

No comments :

Post a Comment

Tabe' dibutuhkan Komentar yang konstruktif ......;;...