Tuesday, September 1, 2009

Proposal Block Grant LPMP Sul-Sel

Merespon Banyaknya Permintaan Contoh Proposal Block Grant LPMP, maka berikut penulis postkan contoh proposal terkini....selamat berkarya (Learning to do)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran menuntut guru untuk menguasai isi atau materi bidang studi yang akan diajarkan serta wawasan yang berhubungan dengan materi tersebut. Selain itu guru juga harus memiliki kompetensi pedagogik, untuk dapat memainkan perannya sebagai fasilitator bagi pembelajaran siswanya. Sebagai penyelenggara PBM guru juga harus dapat mengembangkan sikap positif siswa dan dapat merespon ide-ide mereka. Dengan demikian guru harus dapat menerapkan inovasi-inovasi baru dalam pendidikan khususnya inovasi pembelajaran di kelas sebagaimana yang telah direkomendasikan para pakar pendidikan agar dapat memenuhi tuntutan kurikulum. Kolaborasi antar pembelajar merupakan satu wahana positif untuk mengarah kompetensi ini. Salah satu bentuk kolaborasi guna meningkatkan kompetensi guru adalah forum Lesson Study.
Melalui lesson study, guru dapat mengamati pelaksanaan pembelajaran yang diteliti (research lesson) dan juga dapat mengadopsi pembelajaran sejenis setelah mengamati respon siswa yang tertarik dan termotivasi untuk belajar dengan cara seperti yang dilaksanakan pada kegiatan lesson study ini. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap pembelajaran yang diteliti maupun melalui laporan tertulis, video, ataupun forum diskusi untuk berbagi pengalaman dengan kolega. Sehingga dengan adanya Lesson study, guru dapat memperbaiki mutu pengajarannya di kelas serta meningkatkan keprofesionalannya.
Melalui Lesson study, guru dapat secara kolaboratif berupaya menterjemahkan tujuan dan standar pendidikan ke alam nyata di kelas. Kolaborasi yang dilakukan bertujuan untuk merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa dapat mencapai kompetensi dasar yang diharapkan akan mereka kuasai. Dalam kolaborasi ini, guru-guru yang tergabung dalam kelompok lesson study berupaya merancang suatu skenario pembelajaran yang memperhatikan kompetensi dasar, pengembangan kebiasaan berpikir ilmiah, dan strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan tertentu yang terkait dengan materi yang dibelajarkan. Guru-guru dalam kelompok lesson study juga harus membuat perangkat-perangkat lain yang diperlukan dalam pembelajaran seperti LKS, panduan guru (teaching guide), media pembelajaran, instrumen evaluasi pembelajaran.
Implementasi lesson study baik berbasis sekolah mapun berbasis MGMP butuh dana, waktu dan inovasi yang lebih. Di lain pihak guru sudah terbebani dengan beban kerja yang ”lebih” dibanding sebelum profesional. Beban kerja 24 jam tatap muka masih belum tegas, masih bias pada beberapa daerah termasuk di kabupaten Barru. Pendidik butuh keseragaman implementasi PP. Nomor 74 tahun 2008 ini yang melandasi segala kinerja secara jelas, artinya tidak berlaku standar ganda di bagian lain wilayah jangkauan PP tersebut. Misalnya di DKI Jakarta bukti fisik beban kerja 24 jam tatap muka berupa keterangan dari kepala sekolah, beberapa tugas guru dapat diekuivalenkan dengan jam tatap muka misalnya wali kelas. Lain halnya di kabupaten Barru, semua hal itu tidak terjadi. Untuk itu diperlukan suatu wadah atau forum untuk menyatukan persepsi tentang penjelasan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru terutama pasal yang mengatur tentang beban kerja guru yang telah tersertifikasi (guru profesional).
Profesionalisme guru dengan indikator-indikatornya tidak asing lagi bagi sebagian guru yang telah melewati proses sertifikasi. Namun beberapa komponen dari kesepuluh komponen itu masih sulit atau bahkan bebeapa rekan guru tidak dapat memenuhi beberapa komponen item sertifikasi. Gurur-guru butuh wawasan tentang pemenuhan 10 (sepuluh) komponen indikator pada instrumen sertifikasi guru dalam jabatan.
Pengembangan professional:
· Akademik:
1. Lesson /case study
2. Forum ilmiah
3. PTK
· Non akademik:
1. Revitalisasi MGMP
2. forum sosial
3. organisasi sosial

Beban kerja yang ditetapkan dari Dinas Pendidikan Kabupaten sebagai implementasi sertifikasi guru
Distrib-usi waktu
4 – 6 jam tatap muka
/hari
Kesenjangan Keprofesionalan guru harapan kita semua, tetapi beban kerja tidak bisa ditawar sebagai tindak lanjut status guru profesional masih belum tegas. Kenyataan lapangan juga masih riskan, satu sisi guru dituntut untuk mengembangkan diri dalam berbagai kegiatan baik akademik (kedianasan) maupun non akademik (kemasyarakatan), di sisi lain alokasi waktu distribusi jam tatap muka bagi rekan guru tidak mendukung konsekwensi tersebut. Secara umum permasalahan di lapangan dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut:







Gambar 1. Kesenjangan antara tuntutan beban kerja guru profesional dengan pengembangan profesi


Fenomena seperti inilah yang tentunya menekan peningkatan kualitas kinerja dan peran guru, orang tua siswa dan stakeholder sangat diharapkan untuk mendukung berbagai kebijakan pemerintah. Salah satu upaya perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk berkompetensi pada berbagai bidang tugas sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat dan benar-benar merupakan tuntutan kebutuhan pelaksanaan tugas-tugas umum dan pembangunan dalam sistem pendidikan dengan melalui pendidikan dan pelatihan dalam bentuk kegiatan nyata yang berkesinambungan dalam bentuk Lesson Study dan case study berbasis MGMP Kabupaten Barru.
Untuk mewujudkan sekolah efektif, guru beserta warga sekolah lainnya merupakan pilar utama dalam penyelenggaraan manajemen berbasis sekolah. Dalam era otonom seperti saat ini, banyak paradigma baru yang harus diantisipasi dan dikembangkan, misalnya:
a. Kurikulum dan sistem pengujian berbasis kompetensi
b. Reorientasi pembelajaran dari paradigma mengajar menjadi membelajarkan
c. pengembangan profesi sebagai konsekwensi sertifikasi guru
d. Akreditasi sekolah negeri dan swasta
e. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
Perubahan paradigma tersebut perlu melibatkan berbagai forum, butuh audiensi dengan berbagai pihak, disinilah perlunya revitalisasi terhadap peran dan fungsi MGMP dalam mendukung keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan
Kebijakan pendidikan berupa perubahan paradigma manajemen pengelola sekolah dari sentralistik menjadi Manajemen Berbasis Sekolah (School based management) yang memberikan peluang bagi sekolah untuk mengembangkan sekolah sesuai Kompetensinya tanpa terlepas dari Sandar Isi dan Standar Kelulusan kurikulu. Begitu pula dengan perubahan paradigma proses pembelajaran dari mengajar menjadi membelajarkan menuntut para tenaga kependidikan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan anak didiknya yang terbaik.
Paradigma tersebut menuntut kemandirian sekolah dan tenaga kependidikan dalam pengembangan dirinya supaya sekolah dapat menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia. Demikian dengan digulirkannya konsep peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dalam konteks peningkatan mutu pendidikan, peran sekolah sangatlah sentral. Suatu forum atau wadah yang bernama Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan wadah yang banyak manfaatnya bagi guru untuk mengembangkan keprofesionalnya sebagai tenaga pendidik.
Sebagai salah satu nilai positif dari terwujudnya wadah pengembangan profesi dan sarana komunikasi profesi, MGMP dapat meringankan tugas berat seorang guru, yang selama ini berjalan serta menjadi sarana komunikasi yang berstruktur dalam arti mempunyai keterkaitan dengan birokrasi mulai dari Pusat, Propinsi Kabupaten, wilayah dan sekolah. Dalam konteks otonomi daerah, hirarkhi yang demikian itu akan dihilangkan kemudian diupayakan agar dikembangkan secara alami dan mandiri sesuai dengan kebutuhannya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pengurus MGMP Kabupaten Barru mengajukan proposal agar kiranya yang berkompeten dapat memberikan bantuan melalui anggaran Block Grand tahun pelajaran 2008/2009 untuk merealisasikan program-program MGMP IPA kabupaten Barru tahun pelajaran 2008/2009. Peserta Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA di Kabupaten Barru yang diikuti oleh guru-guru SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam bidang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian agar lebih mampu dan mantap dalam melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi dan jabatan:
a. Agar memiliki wawasan tentang kebijakan Depertemen Pendidikan Nasional pada umumnya dan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah pada khususnya
b. Mampu menerapkan Lesson Study baik berbasis MGMP maupun berbasis Sekolah pada mata pelajaran IPA untuk tingkat SMP serta mengembangkannya di kelas.
c. Mampu menerapkan komponen-komponen pengembangan profesi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan program kerja MGMP IPA kabupaten Barru yang terdiri dari forum ilmiah, pengembangan profesi dan Lesson Study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA yaitu mengasah potensi dan meningkatkan kemampuan peserta dalam:
a. Menerapkan peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru
b. menerapkan KTSP hasil Bintek KTSP 2009
c. Pembuatan bahan ajar dan pengembangan profesi lainnya
d. membelajarkan siswa yang terobservasi
f. membangun kepekaan terhadap fenomena-fenomena proses pembelajaran
g. membangun dan meningkatkan unsur kolaboratif antar guru yang seprofesi sebagai pembelajar
h. Melatih guru untuk memotivasi peserta didik dan sebaliknya siswa terlatih di dalam suasana persekolahan yang teramati.

C. Sasaran
1. Sasaran dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP ) pada tingkat SMP adalah (1) terciptanya lembaga yang sehat, kondusif dan bekerja sesuai dengan visinya yaitu membelajarkan pembelajar, (2) melaksanakan program kerja secara kolaboratif dengan melibatkan potensi anggota MGMP.
2. Sasaran Program (1) Forum Ilmiah guru yang menitikberatkan pada implementasi PP Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, sosialisasi KTSP hasil Bintek 2009, dan pendalaman Lesson study, (2) Pengembangan Profesi akan memfokuskan pada pembuatan bahan ajar, dan pendalaman wawasan penelitian tindakan kelas (PTK), (3) lesson study akan menerapkan lesson study berbasis MGMP.
3. Sasaran peserta

(1) Forum Ilmiah . dan Pengembangan professional guru mata pelajaran IPA maupun guru-guru tingkat SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Barru dengan kuota peserta berjumlah 21 orang guru IPA, unsur terkait serta undangan ditambah guru non undangan dengan konstribusi.
(2) Lesson Study berbasis MGMP dengan 15 orang guru IPA yang dapat mengimbaskan pengembangan professional guru ini pada rekan dan sekolah disekitarnya.


D. Hasil yang diharapkan

Setelah tiga program kerja MGMP berupa forum ilmiah, pengembangan profesi, dan Lesson Study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA ini berakhir, maka diharapan:
1. Memiliki wawasan yang lebih luas yang menyangkut kebijakan Depdiknas terutama beban kerja 24 jam tatap muka, KTSP bintek 2009 dan pendalaman lesson study.
2. Memiliki wawasan tentang model pengembangan profesional guru bentuk case study
3. Memiliki wawasan tentang model pengembangan profesional guru bentuk pembuatan bahan ajar dan penelitian tindakan kelas (PTK)
4. Terampil mengaplikasikan/melaksanakan Lesson Study di sekolah baik terdampingi maupun secara mandiri.

BAB II
DESKRIPSI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN (Kinerja yang telah di capai 2 tahun terakhir)


A. Hasil Yang Dicapai 2 Tahun Terakhir

Adapun hasil-hasil yang di capai pada MGMP 2 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
1. Dapat memperlancar pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar:
a. membuat alat bantu pembelajaran, alat peraga;
b. menyusun pengembangan perangkat pembelajaran
c. penyusunan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
d. menyusun rencana pembelajaran ( RP )
e. menganalisis materi pelajaran
f. pendalaman materi
g. pelatihan penggunaan media pembelajaran
h. membuat lembar kerja
2. MGMP IPA SMP di Kabupaten Kabupaten Barru merupakan salah satu tempat latihan untuk melatih diri dari berbagai teknik mengajar dengan menggunakan multi media yang diharapkan dapat merangsang siswa untuk belajar lebih baik
3. MGMP IPA SMP di Kabupaten Barru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui perbaikan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar
4. MGMP IPA merupakan sarana forum komunikasi antar sesama guru sejenis untuk menambah wawasan keilmuan melalui pendalaman materi
5. MGMP IPA merupakan media komunikatif yang dapat melahirkan inspirasi-inspirasi baru sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat lebih inovatif dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan.

B. Ketenagaan
1. Panitia Pengarah
a. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barru
b. Kasubdin Tingkat SMP Kabupaten Barru
c. Pengurus MGMP Kabupaten Barru
d. Komite Sekolah
2. Panitia Penyelenggara
Terdiri atas unsur Pengurus MGMP di Kabupaten Barru dan atau guru sejenis.
3. Fasilitator, Nara Sumber, Penatar
Adapun yang dilibatkan dalam MGMP ini terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
a. pemateri dari LPMP
b. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barru
c. Pengurus MGMP Kabupaten Barru
d. Instruktur Mata Pelajaran yang berpengalaman sebagai fasilitator Lesson Study berbasis MGMP kecamatan bekerjasama dengan Japan International Corperation Agency (JICA) program Prima Pendidikan.

BAB III
Rencana Program Kegiatan
A. Jenis Program dan Kegiatan serta Indikator Pencapaian Kinerja
1. Program dan Kegiatan
1). Program Umum
a. Forum Ilmiah Guru IPA dan dan guru non IPA
b. Kebijakan dan program pembinaan SMP dalam rangka peningkatan mutu pendidikan menengah Umum di Kab. Barru
c. Program dan strategi implementasi Dinas Pendidikan kab. Barru dalam rangka pelaksanaan KTSP di SMP
d. Penjelasan teknis tentang PP Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
2). Program Pokok
(1) Pendalaman dan implementasi Lesson study
(2) Pembuatan bahan ajar.
(3) Pelaksanaan Planning Lesson study
a. Penentuan sekolah guru model
b. Penyusunan/rancangan skenario pelajaran
c. Analisis Kebutuhan bahan/sarana pembelajaran dan pengembangan bahan ajar
d. Penetapan pointer-pointer yang akan diobservasi
( 4) Pelaksanaan Pembelajaran (Do) atau Open Class
a. Guru model melaksanakan pembelajaran
b. Observer mengisi lembar observasi sekaligus mengomentari
c. Panitia MGMP berbasis Lesson Study melakukan dokumentasi sebagai penguatan otentik observer pada saat Refleksi
(5) Refleksi (See)
a. Guru model mengutarakan kesan-kesannya pada saat mengajar
b. Observer tanpa terkecuali mengutarakan hasil observasinya masing-masing
c. Guru model diberi kesempatan berkomentar dan
d. Arahan dari fasilitator
2. Indikator Kinerja
No
Program/Kegiatan
Indikator Kinerja
1.
Forum Ilmiah Guru
1. mengetahui tentang PP No.74 thn 2008
2. mengetahui tentang KTSP hasil Bintek 2009
3. memahami tentang Case study
4. memahami tehnik penerapan lesson study

2.
Pengembangan Profesi
1. mengetahui jenis-jenis pengembangan profesi
2. mengetahui jenis-jenis bahan ajar
3. memahami kerangka penulisan penelitian
4. memahami teknik perumusan masalah
5. memahami cara penyusunan proposal penelitian tindakan kelas

3.
Lesson Study
1. mengetahui tentang pengembangan profesi guru lesson study
2. memahami teknik planning LS
3. memahami tehnik open kelas/Do lesson study
4. memahami teknik observasi dalam lesson study
5. memahami teknik refleksi lesson study
6. memahami teknik mengarahkan refleksi dalam lesson studi


B. Rencana Anggaran:
B.1 UMUM
Rencana Anggaran program kerja MGMP IPA kabupaten Barru tahun ajaran 2008/2009 sebagai berikut:
No
Program/Kegiatan
Biaya
1.
Persiapan
10% = Rp. 1.500.000

A. penyusunan proposal
Rp. 300.000

B. Revisi Proposal
Rp. 250.000

Workshop
Rp. 950.000
2
Pelaksanaan Program Kegiatan
75% = Rp.11.250.000

A. Forum Ilmiah Guru
Rp. 2.750.000

B. Pengembangan Profesi Guru
Rp. 2.824.000

B. Lesson Study
RP. 6.151.000
3
Laporan dan Pemantauan Internal
5% = Rp.750.000
4
Diseminasi Hasil Kegiatan/seminar
10% = Rp.1.500.000

T o t a l
Rp. 15.000.000

B.2 Rincian Anggaran
No
Program/Kegiatan
Biaya
1.
Persiapan
10% = Rp. 1.500.000

A. penyusunan proposal
Rp. 300.000

B. Revisi Proposal
Rp. 250.000

Workshop
Rp. 950.000

Honor nara Sumber = 1 org X 250.000 = Rp. 250.000
Transpor nara sumber 1 orang X Rp. 50.000 = 50.000
Snack 5 X Rp. 6.000 = Rp. 30.000
Tinta Foto Copy Rp. 280.000
ATK = Rp. 40.000
Transpor panitia 5 org X Rp. 25.000 X 2 = 250.000
Transpor peserta 3 org X 25.000 = Rp. 75.000
2.
Pelaksanaan Program kegiatan
75% = Rp. 11.250.000

A. Forum Ilmiah Guru
Rp. 2.275.000

Honor Nara Sumber dari LPMP = 1 X Rp. 350.000
Honor nara sumber Lokal 2 X Rp. 150.000 = 300.000
Transpor Nara Sumber
1 X Rp. 150.000
2 X Rp. 25.000 = 50.000
Konsumsi 1 X 27 0rang X Rp.12.000 = Rp. 324.000

Transpor panitia 5 orang X 1 X Rp. 25.000 = Rp. 125.000
Transpor peserta 21 orang X 1 X Rp. 25.000 = Rp. 525.000
Sertifikat :
Forum Ilmiah Guru:
27 X Rp.10.000 = 270.000
ATK dan pelaporan Rp. 175.000
B. Pengembangan Profesi Guru
Rp. 2.824.000

Honor Nara Sumber = 1 X 2 hari X Rp. 150.000 = Rp. 300.000
Honor nara sumber pendamping:
1 X Rp. 100.000 = 100.000
Transpor Nara Sumber
2 X 2 X Rp. 25.000 = 100.000
Konsumsi 2 X 27 0rang X Rp.12000 = Rp. 648.000
Transpor panitia 5 orang X 2 X Rp. 25.000 = Rp. 250.000
Transpor peserta 21 orang X 2 X Rp. 25.000 = Rp. 1.050.000
Sertifikat :
27 X Rp.10.000 = 270.000
ATK dan pelaporan Rp. 106.000
C. Lesson Study

RP. 6.151.000


Honor Fasilitator = 6 X 2 X Rp. 125.000 = 1.500.000


Transpor Fasilitator
2 X 6 X Rp. 25.000 = 300.000


Snack 6 X 20 0rang X Rp.6000 = Rp. 720.000


Transpor panitia 3 orang X 6 X Rp. 25.000 = Rp. 450.000


Transpor peserta 15 X 6 X Rp. 25.000 = Rp.2.250.000


Dokumentasi Rp. 350.000


Sertifikat 20 X Rp.10.000 = Rp.200.000


ATK Rp. 381.000
3
Laporan dan Pemantauan Internal
5% = Rp.750.000
4
Diseminasi Hasil Kegiatan/seminar
10% = Rp.1.500.000

T o t a l
Rp. 15.000.000





C. Jadwal
Matriks mulai dari Persiapan sampai Pelaporan
No.
Program/Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1.
Persiapan
Pebruari 2009
A. Penyusunan Proposal
Pebruari 2009
B. Workshop
Mei 2009
2
Pelaksanaan Program Kegiatan
Juni sd Nopember 2009
A. Forum Ilmiah Guru
Juli 2009
- Pertemuan
20 Juli 2009
B. Pengembangan Profesi Guru
Juni dan Juli 2009
- Pertemuan 1
16 Juni 2009
- Pertemuan 2
21 Juli 2009
B. Lesson study
Juli – Agustus 2009
- Pertemuan 1
19 Juli 2009
- Pertemuan 2
22 Juli 2009

- Pertemuan 3
2 6Juli 2009

- Pertemuan 4
29 Juli 2009

- Pertemuan 5
2 Agustus 2009

- Pertemuan 6
5 Agustus 2009




BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu dalam kehidupan seseorang baik dilingkungan keluarga maupun di masyarakat. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas hanya melalui pendidikan yang dikelola dengan profesional.
Lesson Study berbasis MGMP IPA di Kabupaten Barru dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1. Forum ilmiah dan Pengembangan profesional guru merupakan wadah untuk mengaktualisasikan sekaligus momen penting untuk menerima berbagai fenomena perkembangan pendidikan dan informasi yang selama ini masih belum jelas.
2. Pemahaman yang baik tentang PP.74 tentang guru akan membantu guru untuk menyusun berbagai perencanaan pengembangan profesionalnya.
3. Lesson Study berbasis MGMP IPA mempelajari pelaksanaan proses belajar mengajar
4. Lesson Study berbasis MGMP IPA merupakan salah satu tempat latihan untuk melatih diri mengenai berbagai teknik mengajar dengan menggunakan multi strategi/metode yang diharapkan dapat merangsang siswa untuk belajar lebih baik
5. Lesson Study berbasis MGMP IPA meningkatkan kualitas pembelajaran melalui perbaikan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.
6. Lesson Study berbasis MGMP IPA merupakan sarana forum komunikasi antara sesama guru sejenis untuk menambah wawasan melalui diskusi dan pendalaman materi
7. Lesson Study berbasis MGMP IPA merupakan media komunikasi yang dapat melahirkan inspirasi-insprasi baru sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar.
8. Lesson Study berbasis MGMP IPA merupakan media komunikasi untuk mendiskusikan guna mencari solusi mengenai hambatan-hambatan di lapangan.

B. SARAN
1. Agar pelaksanaan MGMP IPA di Kabupaten Barru betul-betul terlaksana dengan baik dan dapat dikelola secara profesional, sehingga hasil MGMP yang diharapkan dapat lebih maksimal.
2. Lesson Study berbasis MGMP IPA dapat dilaksanaan pada awal tahun ajaran sehingga pelaksanaan MGMP betul-betul menyentuh apa yang kita harapkan.
3. Dana kegiatan Lesson Study berbasis MGMP untuk tahun kedepan diharapkan dapat di tingkatkan atau tetap tapi 100% dananya untuk kegiatan Lesson Study, karena untuk Lesson Study faktor dokumentasi sangat penting.




No comments :

Post a Comment

Tabe' dibutuhkan Komentar yang konstruktif ......;;...